Sabtu, 20 Maret 2010

TUGAS 4
HIPOTESIS
Seperti halnya yang sudah kita ketahui,bahwa tujuan penelitian adalah untuk mengetahui suatu yang pada tingkat tertentu di percaya sebagai suatu yang benar,yang mana semua itu bertitik tolak pada pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam bentuk masalah penelitian.adapun yang harus dilakukan untuk menjawab semua pertanyaan itu maka di susun jawaban sementara yang kemudian di buktikan melalui penelitian empiris.
A.Pengertian
Hipotesis berasal dari dua buah suku kata Hypo dan Thesis.Hipo berati sebelum sedangkan Thesis berate pernyataan atau pendapat.Jadi hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu di ubgkapkan belum di ketahui kebenarannya.Tetapi mengungkapkan untuk di uji dalam pernyataan empiris.Hipotesis memungkinkan kita menghubunhkan teori dengan pengamatan,atau pengamatan dengan teori.Hipotesis ini mengemukakan sebuah pertanyaan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap msalah penelitian.Yang sebenaranya masih harus di uji secara empiris.Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang di proleh dari penelitian kepusatakaan.Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis di anggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya
Secara teknis,hipotesis dapat di denipisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan di uji kebenarannya berdasarkan dari yang di proleh dari sample penelitian.Namun secara statistic hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan di uji melalui statistik sample sedangkan secara implisif hipotesis itu menyatakan prediksi.
Tarap ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada tarap kebenaran dan tarap ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya.Sehingga apabila dasar teori yang di terapkan kurang sehat (sound) maka akan melahirkan sebuah gipotesis yang di prediksinya kurang tepat atau yang terjadi sebaliknya
Hipotesis itu memiliki sebuah fungsi.Adapun fungsi hipotesis menurut Ary Donald adalah:
1.Hipotesis memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam satu bidang.
2.Hipotesis mengemukakan sebuah pernyataan tentang hubunhan dua konsep yang secara langsung dapat di uji dalam penelitian.
3.Hpotesis memberikan arah kepada seorang yang melakukan penelitian.
4.Hipotesis dapat memberiakan keraguan pada penyusunan kesimpulan dalam penelitian.
Fungsi-fungsi hipotesis tidak dapat berjalan secara efektif apabila mengabaikan syarat-syarat atau factor-faktor yang telah di tentukan adapun factor-faktor atau syarat-staratyang perlu diperhatikan dalam penyusunan hipotesis ialah
1.Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif kalimat itu bersifat positif dan tidak normatif istilah-istilah ini seharusnya atau sebaliknya tidak terdapat dalam kalimat hipotesis
2.Variabel-variabel yang di nyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang oprasional dalam arti dapat di amati dan di ukur.
3.Hipotesis merupakan hubungan tertentu di antara varibel-variabel.
B.Menyusun Hipotesis
Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan yang pertama secara deduktif dan yang kedua secara induktif ditarik dari teori suatu teori di atas proposisi-proposisi sedangkan proposisi menunjukan hubungan antara dua konsep.Adapun proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari padanya di susun hipotesisSedangkan penyusunan hipotesis induktip bertolak dari pengamatan empiris.sebelumnya dengan penyusunan hipotesis ini Dedbold B.Vandalten mengemukakan postula-postulat yang di turankan dari dua jenis asumsi yaitu postulat-postulat yang disusun berdasarkan asumsi dari alam dan postulat-postulat berdasarkan asumsi proses psikologis postulat-postulat yang bersumber dari kenyataan-kenyataan alam adalah:
1.Pstulat jenis (Natural Kinds)
Ada kemiripan antara obyek-obyek indipidual tertentu yang memungkinkan mereka untuk di kelompokan kedalam satu kelas tertentu.
2.Postulat Keajekan (constanly)
Di ala mini ada hal-hal yang menurut pengamatan kita selalu berulang dengan pola yang sama berdasarkan pengamatan dan pengalaman kita mempunyai alasan untuk menduga bahwa besok matahari terbit di sebelah timur
3.Postulat Determinisme
Suatu kejadian tidak terjadi secara kebetulan tanpa ada penyebabnya sebuah benda jatuh kebawah kalau dilepaskan dari satu ketinggian karena ia ditarik oleh gravitasi bumi.Ada postulat sebab akibat yang menyatakan bahwa suatu pristiwa terjadi karena seseatu atau beberapa sebab postulat ini dipakai untuk menyusun suatu hipotesis untuk menarangkan pristiwa tertentu
Tidak ada aturan yang tepat untuk merumuskan sebuah hipotesis namun ada beberapa saran yang harus di perhatikan dalam merumuskan hipotesis yaitu sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertauran antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deularatif atau pernyataan
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat di uji
Secara garis besar hipotesis-hipotesis yang isi dan rumusnya bermacam-macam itu dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu:
a.Hipotesis tentang hubungan dan
b.Hipotesis tentang perbedaan
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling
hubungan antara dua variabel atau lebih mendasari berbagai penelitian korelasional.Hipotesis tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda hipotesis tentang perbedaan itu mendasari berbagai penelitian kompratif.
C.Krangka Hipotesis
Sebelum kita menyusun krangka hipotesis alangkah baiknya kita mengetahui variabel istilahj variabel dapat di arahkan bermacam-macam dalam pengertian disini variabel dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian apa yang merupakan variabel dalam penelitian di tentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya apa yang merupakan variabel dalam penelitiannya karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda variabel-variabel penelitiannya juga akan berbeda jumlah variabel yang dijadikan objek pengamata akan di tentuakan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya makin sederhana suatu rancangan penelitian maka melibatkan variabel yang makin sedikit jumlahnya dan sebaliknya.
Kecakapan mengidentipikasi variabel penelitian adalah penelitian yang berkembang karena latihan dan pengalaman kecuali dengan melakukan penelitian peterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai usulan penelitian.Partisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan seminar yang demikian itu mempercepat perkembangan keterampilan itu
Variabel-variabel yang telah di denivisikan perlu di klasivikasikansesuai dengan jenis dan perananya dalam penelitian klasipikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambil data apa yang akan digunaka dan metode analisis semana yang sesuai untuk diterapkan
Dalam hal ini variabel dapat dibedakan beberapa hal yaitu:
a.Variabel nominal yaitu variabel yang di tetapkan berdasar atas proses penggolongan:variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exlusive)
b.Variabel ordinal yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu.
c.Variabel interval yaitu variabel yang dihasilkan dari pengaturan yang mana dalam pengukuran di asumsi terdapat satuan unit pengukuran yang sama
d.Variabel Ratio.adalah variabel yang dalam kuantivikasinya mempunyai nol mutlak.Di dalam penelitian,terlebih dalam penelitian dibidang ilmu-ilmu sosia.Dilarang jarang menggunakan variabel ratio.
Jumlah variabel yang tercakup dalam suatu hipotesis dan bentuk hubungan di antara variabel-variabel itu sangat menentukan dalam menentukan alat uji hipotesis.Hipotesis hanya terdiri atas satu variabel akan di uji dengan uni variate analysis
Ada juga hipotesis yang mencakup dua variabel yang akan di uji melalui bivariate analysis salah satu variabel hipotesis dengan bivariate analysis itu berfungsi sebagai variabel yang di jelaskan atau variaberl yang tidak bebas dan yang satunya berfungsi sebagai variabel yang menerangkan atau variabel bebas satu variabel dapat dijelaskan oleh seperangkat variabel bebas secara bivarite misalkan variabel Y dapat diterangkan oleh variabel X.tetapi dapat juga diterangkan oleh X-2 terlepas dari X-1 dan dapat juga dijelaskan oleh variabel X-3 terbatas dari X-1 dan X-2 ketiga variabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas(Y)Itu terdiri atas 3 hipotesis,yaitu:
Hipotesis 1:ada hubungan antara X-1 dan Y
Hipotesis 2:ada hubungan dengan X-2 dan Y
Hipotesis 3:ada hubungan dengan X-3 dan Y
Hipotesis dengan analisis bivariate didasarkan pada asumasi cateris varibus yaitu,asumsi bahwa tidak ada factor lain yang mempunyai Y kecuali variabel yang bersangkutan.karena itu tidak da lihat di antara X-I,X-2 X-3.kalau ketiga variabel itu secara bersama-sama dilahat sebagai variabel-variabel yang menjelaskan Y mana hipotesis mencakup lebih dari 2 variabel dan akan di uji melalui multi variabel analysis hubungan itu secara sistematis dapat di tulis Y=f(X-1,X-2,X-3)
D.Model Relasi
Hubungan variabel dengan variabel dalam suatu hipotesis mempunyai model yang berbeda-beda.Hubungan disini berbeda pengertiannya dalam pembicaraan sehari-hari.Hubungan disini dapat di artikan sebagai relasi,yaitu himpunan dengan elemen yang terdiri dari pasangan surut.himpunan tersebut dibentuk dari 2 himpunan yang berbeda.misalkan himpunan yang satu adalah A.yang terdari atas nama-nama mahasiswa:Yosef(Y),Maria(M),Ruben(R),Emanuel(E),dan Agave(A).himpunan yang lain adalah B yang terdiri atas elemen-elemen nilai:8,7,5,6,dan7.dari kedua himpunan ini di susun himpunan baru sebagai hasil relasi dari A –B.himpunan baru ini kita namakan C dimana setiap elemennya terdiri dari pasangan elemen A dan B.pasangan itu di sebut pasangan urut karena yang pertama selalu di ambil dari elelmen A dan yang ke-2 selalu di ambil dari B pasangan-pasangan itu ditentukan oleh devinisi relasi.misalnya,A mempunyai nilai tes ekonomi pada B.dengan devinisi itu A dipasangkan dengan B
Himpunan C tampak sebagai berikut:C={(Y,7),(M,8),/jt,6),(E,7),(A,5)}.Himpunan C inilah yang dimaksud dengan relasi,yaitu relasi A keB
Hubungan variabel-variabel pada hipotesis dapat di golongkan dalam tiga model yaitu :
1.Model kontingensi
2.Model Asosiatif
3.Model Fungsional
1.Model Kontingensi
Hubungan dengan model kontingensi dinyatakan dalam bentuk table silam isi masing-masing kontingen dari model kontingensi dapat juga di buat dalam bentuk persentase atau proposisi
2.Model Asosiatif
Model ini terdapat di antara 2 variabel yang sama-sama ordina atau sama interval,atau sama ratio,atau salah satu adalah ordinal atau interval.variabel-variabel itu mempunyai pola monoton linier.artinya,perubahan dari variabel yang bersangkutan bergerak naik terus tanpa turun kembali,atau sebaliknya turun terus tanpa naik kembali
Hubungan ke-2 variabel disebut juga hubungan kovarisioanl,artinya berubah bersama jika ke-2variabel berubah kea rah yang sama.mana hubungan itu di sebut hubungan positif ke-2nya bisa sama-sama naik, artinya jika X naik, bersamaan dengan itu Y juga naik.sebuah hubungan dikatakan negative jika kedua variabel berubah pada arah yang berlawanan jika X naik,Y turun atau sebaliknya,jika X turun Y naik
Hubungan asosiatif atau kovarisional atau hubungan korelasi bukanlah hubungan sebab akibat,tetapi hanya menujukan bahwa keduanya sama-sama berubah.
3.Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan antara suatu variabel yang berfungsi di dalam variabel lain.misalnya hubungan antara”Obat” dan “penyakit”.obat dikatakan fungsional jika bisa menyembuhkan penykit berbeda dengan hubungan asosiatif dimana kedua variabel berdampingan satu dengan yang lain,sedangkan pada hubungan fungsional variabel yang satu (independent) berfungsi didalam variabel yang lain (dependent),sehingga variabel dependent itu mengalami sebuah perubahan.
Hubungan fungsional adalah hubungan korelasional,akan tetapi hubungan korelasional belum tentu hubungan fungsional,jika hubungan korelasi itu cukup tinggi (erat)maka dapat diduga bahwa ada hubungan fungsional di antara dua variabel.
E.Hipotesis Nol
Konsep penting yang lain yang selalu diperbincangkan mengenai hipotesis adalah hipotesis nol atau Ho hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tida adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih.atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok lain yang bukan hipotesis nopl disebut hipotesis alternative yang bias dilambangkan dengan H.a. menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih atau ,menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda
Sering timbul pertanyaan mengenai mana di antara kedua macam hipotesis itu,yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternative,yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian.jawaban tahap pertanyaan ini akan tergantung kepada landasan teoretis yang digunakan jika landasan teoretis itu mengarahkan penyimpulannya ke “tidak ada hubungan”atau ke “tidak ada perbedaan”maka hipotesis penelitian yang dirumuskan akan merupakan hipotesis nol.sebaliknya jika tinjakan teoretis mengarahkan penyimpulannya ke “arah hubungan “atau ke “ada perbedaan “maka hipotesis penelitian yang di rumuskan akan merupakan hipotesis alternative.
Namun,kenyataannya yang terjadi di lapangan kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitiannya dalam bentuk hipotesis alternative terjadinya yang demikian itu dalam penelitian eksprimental.karna dalam penelitian ini bermaksud mengetahui perbedaan gejala pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain,sebagai akibat adanya perbedaan perlakuan hal ini disebabkan karna pada dasarnya penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan adanya saling hubungan atau adanya perbedaan dan bukan sebaliknya.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada dua macam hipotesis dalam penelitian,yaitu hipotesis operasional (alternative)yang di harapkan oleh peneliti dan hipotesis nol dalam proses pengujian hipotesis,yang akan di uji adalah hipotesis nol.kalau hipotesis nol itu diterima maka hipotesis alternative harus di tolak sebaliknya jika hipotesis itu di tolak maka hipotesis alternative harus diterima.hipotesis nol di berinotasi Ho dan hipotesis alternative di beri notasi H-1
F.Peranan Statistika dalam Perumusan Hipotesis
Prumusan hipotesis sebagai pernyataan yang menunjukan pertautan antara dua variabel atau lebih itu sebenarnya adalah prumusan menurut model matematis pula.selanjutnya permusan-perumusan hipotesis dalam hipotesis alternatip dan hipotesis nol adalah konsep dalam statistika.hipotesis nol dirumuskan atas dasar teori probabilitas.karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep dasar mengenai teori ini akan sangat membantu seseorang untuk merumuskan hipotesisnya secara lebih cermat.
G.Pranan Komputer dalam Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah kebenaran teoretis yang masih harus di uji secara empiris kesesuainnya dengan keadaan lapangan.inilah inti dari kegiatan penelitian itu,yaitu mengumpulkan data,merekamnya,dan mengujinya. Dalam pengujian gipotesis ini hipotesis penelitian atau yang di sebut juga hipotesis alternative dibandingkan dengan hipotesis nol,yaitu keadaan teoretis sekiranya hal yang dipersoalkan(yaitu saling hubungan atau perbedaan )itu tidak ada.keadaan yang demikian itu di teorikan (diasumsikan)akan terjadi kalau syarat-syarat tertentu terpenuhi.keadaan teoritis inilah yang menjadi model matematik hipotesis nol.

konseptualisasi masalah penelitian

BAB lll
KONSEPTUALISASI MASALAH PENELITIAN

A.Perumusan masalah
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan perumusan masalah ini berjalan secara induktif,dengan mengamati sejumlah gejala secara indipidual,kemudian masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk konsep.Konsep bersipat abstrak karena hanya menggambarkan saja secara teoi yang mana dengan adanya teori ini akan tumbuh ilmu pengetahuan baru sebagai pengembangan dari konsep yaitu melalui penerapan teori-teori.Sedangkan gejala bersifat konkret yaitu sesuatu yang nyata yang tidak hanya di gambarkan saja melalui teori tetapi sudah menjadi sesuatu yang nyata atau terwujud.
Konsep berada dalam bidang logika(teoritis)sedangkan gejala beradadalam dunia empiris(factual).memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut dengan konseptualisasi.Dalam hal ini Babbie mengatakan”proses dengan mana kita memberi nama yang khusus secara tepat yang menggambarkan apa yang kita maksudkan “.Berdsarkan pernyataan Babbie maka setiap konsep masalah yang diteliti harus diberi nama khusus secara tepat agar menggambarkan setiap masalah yang dimaksud. proses pertama dalam perumusan masalah adalah dengan mengungkapkan permaslahan penelitian ,latar belakang penelitian ,perumusannya,dan signifikansinya.gejala-gejala khusus dari maslah inidiungkapkan secara jelas ,untuk kemudian konsepnya dirumuskan scara operasional .Perlu diketahui mengapa masalah itu penting untuk diteliti,baik dari segi akademis maupun dari segi praktis.Apabila dilihat dari segi kepentingan akademis ,suatu penelitian bias mengukuhkan teori yang ada ,atau menyngkalnya,atau merevisinya.sedangkan apabila dilihat kepentinganpraktis dari sebuah penelitian berhubungan dengan pentingnya mengadakan penelitian itu dalam penegembangan program atau pekerjaan tertentu.
Konseptualisasi penelitian tidak hanya merumuskan masalah,tetapi juga mengungkapkan bagaimana cara-cara / langkah-langkah yang akan dilakukan dalam upaya memecahkan maslah yang akan diteliti.dengan demikian terdapat dua mslah ppokok yang akan dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian itu .Yang pertama penjelasan tentang substansi yang diteliti (aspek substantip),adpun yang kedua penjelasan tentang khusus dalam perencanaan penelitian (research design).setiap masalah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek empiris dan aspek logis atau rasaional .Tidak semua peristiwa dikatakan sebagai masalah adapun suatu peristiwa dikatakan sebagai masalah apabila dalam masalah tersebu terdapat kesnjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya antara kenyataan yang ad dan apa yang diharapkan.Masalah dapat dikelompokan kedalam 3 kategori jika dilihat dari apa yang di harapkan dalam masalah tesbut,yaitu:
1.masalah filosofis,
2.maslah kebijakan’dan
3.masalah ilmiah
Sebuah maslah dikatakan sebagai masalah filosofis jika gejala-gejala empirisnya tidak sesuai denga pandangan hidup yang ad dalam lingkungan masyarakat.contohnya sperti terjadiny hubungan seks dikalangan remaja sebelum terucapnya akad pernikahan masuk dalam kategori ini,karena prilaku –prilaku remaja tersebut bertentangan dengan norma –norma keagamaan yang daianut oleh masyarakat .
Adapun maslah yang tergolong kedalam masalah kebijakan adlah prilaku-prilaku atau kenytaan –kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkn oleh si pembuat kebijakan.contohnya bantuan langsung tunai (BLT)sasaran dari program ini adalah masyarakat miskin dalam upaya meringankan beban biaya hidup,namun apa yang terjadi dilapangan tdak sesuai denga apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan karena banyak dari kalangan menengah keatas yang mendapat bantuan.
Adapun maslah yang tergolong dalam kategori masalah ilmiah adalah kennyataan-kenyatan yang tidak sesuai dengan teori ilmu pengethuan.dalam dunia pendidikan ada istilah yang disebut dengan” teori hukuman “mereka mengatakan bahwa dngan memberi hukuman kepada anak akan mengubah prilaku anak kea rah yang lebih positif ,namun dalam kenyataannya memberikan hukuman pada anak justru mengarah kepada hal-hal yang negative,bahkan hukuman yang diberikan kepada anak bias menanamkan dendam anak kepada guru yang memberi hukuman karena merdsa sakit hati.inilah salah satu contoh yang termasuk kedalam masalah ilmiah.
Msalah social menampakan diri pada conflict issue yang dapat ditangkap dari peristiwa-peristiwa yang dalam masyarakat .isu-isu seperti itu dapat ditangkap melalui pengamatan langsung ,dari surat kabar atau media masa lainnya.dan pokok pembicaraan yang terjadi dimasyarakat.perlu pula disadai bahwa dari suatu isu yang pragmatis itu dapat ditarik berbagai masalah ,tergantung dari sudut mana kita melihatnya .Disinilah pentingnya teori sebagai acuan kita dalam melihat masalah.Dari perangkat proposisi yang ada dalam teori tersebut kita memilih yang sesuai dengan isu dan yang cukup menarik minat itu.Bagaimana merumuskan masalah dari isu yang ada dengan mempertemukan gejala-gejala factual dengan teori?
Untuk merumuskan masalah dengan cara seperti itu,perlu diperhatikan dua pertanyaan poko yang membantu memperjelas masalah.Yang pertama adalah pertanyaan tentang mengapa masalah itu penting untuk diteliti.Untuk menjawab pertanyaan ini perlu di ungkapkan latar belakang permasalahannya.perlu dijajaki pula berbagai penelitian yang pernah di lakukan menyangkut masalah tersebut.dari perjajakan ini kita mengungkapkan silipikansi atau pentingnya penelitian yang akan dilakukan.
Pertanyaan yang kedua adalah apa masalahnya.Untuk menjawab pertanyaan kedua ini perlu dilakukan penjajakan di sekitar lokasi penelitian,dan dari penjajakan kita mengungkapkan gejala-gejala khusus dari setiap individu yang bermasalah. Dengan metode induksi akhirnya kita merumuskan konsep yang merupakan pokus penelitian kita.Selanjutnya,dengan konsep tersebut kita mermuskan masalah penelitian secara eksplisit Biasanya masalah itu dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya tetapi ada juga yang merumuskannya dalam kalimat deklratif
B.Variabel
Jika lita mengamati orang-orang yang kita jumpai,maka tidak ada dua orang yang sama persis dari antara mereka.Setiap orang berbeda dengan yang lain mereka dapat dibedakan dengan nama masiang-masing.Sifat dari objek-objek yang berbeda-beda tiu adalah
1.Mempunyai cirri umum yang sama,yang membuat mereka mirip satu sama lain,sehingga semuanya dapat di tampung dalam suatu devinisi.
2.Setiap objek berbeda masing-masimg mempunyai cirri tersendiri yang membedakannya dengan objek laian.Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat objek-objek itu bertvareasi karena itu objek ini disebut variable
3.Perbedaan-perbedaan pada setiap objek terletak pada ukuran masing-masing baik ukuran kuntitaf maupun yang bersifat kualitatif .Karena ukuran-ukuran yang berbeda-beda itulah maka konsep itu di sebut Variabel.seperti yang dilakukan oleh Karlinger”Variables is a property that takes on different volues…..A variables is a symbol wich numerals are assigned”Misalnya,kerajinan belajar mahasiswa dapat kita lihat pada banyaknya waktu byang dipakai oleh maha siswa setiap minggunya untuk mempelajari biadang studinya.Adapun conto variable yang lain adalah pekerjaan penduduk di suatu desa.seperti ada petani,pternak,buruh bangunan dan sebagainya.dan semua pekerjaan penduduk itu adalah yang di sebut variabel.
Di antara konsep yang absrak dan objek-objek individual yang konkret terdapat suatu penghubung yang menujukan objek-objek mana yang dapat di masukan kedalam konsep yang bersangkutan.Konsep “mahasiswa”.misalnya dengan identitasatau kartu maha siswa dengan ini orang yang mendaptarv untuk mengikuti suatu pelajaran di suatu perguruan tinggi dapat di ketahui dari kartu maha siswanya yang masih berlaku.Dalam hal ini kartu maha siswa ini di sebut indicator empiris terhadap konsep maha siswa.
Indikator empiris ini siftnya dapat di amati.tapi setiap indkator empiris belum tentu dpat menujukan seluruh makna yang terkandung dalam konsep tertentu.Misalnya”sepeda”dengaan indikatornya adalah “kendaraan roda dua”Tapi bukankah ada sepeda roda tiga?dan ada juga kendaraan roda dua yang bukan sepeda?Jadi,indicator tersebut belum seluruhnya menangkap konsep”sepeda”.Ada pula hubungan konsep dan indicator itu di sebut korelasi epistemik.Koleasi epistemic bergerak dari 0 ke 1.000 pada konsep D,kolerasi itu adalah 0(nol)sedangkan pada konsep C kolerasinya lebih besar dari 0 namun tidak signitipikan.
Dengan indikator empiris itu kita merumusakan variabel secara optimal.Depinisi oprasional dirumuskan sedemikianrupa sehingga ia berfungsi sebagai petunjuk untuk menemukan data yang dapat dalam dunia empiris.Misalnya kita melihat empat buah bilangan yaitu,2,4,6,dan 8.Dan apa bila ke empat bilangan itu dirumuskan ke dalam suatu istilah maka dapat disimpulkan bahwa ke empat bilangan itu adalah bilangan genap dengan definisi yang habis di bagi dua.Adapun contoh lain 4,6,10,18,20.Walaupun bilangan semua ini genap jadimemenuhi depinisi tadi,tapi sebelumnya bilangan yang kita lihat adalah 2,4,6,8.bukan.4,6,10,dan 20 berati depinisi kita itu tidak benar.Memang ke empat bilanganb itu genap tetapi tidak semua bilangan genap termasuk dalam pengamatan kita seperti konseptualisasi dari Babbie “…The process trhough wich we sfecify priceselywhat we mean wen we use particular terms.”merumuskan bahwa istilah yang tepat tidak berkelibihan dan tidak berkerangan.dan depinisi yang tadi termasuk ke dalam depinisi yang berkelebihan.
Depinisi oprasional suatu variabel yang tidak boleh di rumuskan ke dalam bentuk sinonim kalau definisi varibel kerajinan variabel di rumusakan sebagai’kerajinan belajar adalah kerajinan siswa untuk mempelajari bhan pelajaran maka kita harus memperhatikan dua istilah yaitu kerajinan dan ketekunan.istilah kerukunan berfungsi sebagai penjelas bagi kerajinan berarti kerajinan bukanlah suatu konsep melainkan indicator namun dalam depinisi ini ketekunan adalah konsep,sama dengan kerajinan yang juga adalah konsep jadi ketekunan sinonim dengan ketekunan.Istilah kerajinan harus diterangkan dengan indicator adapun cirri dari indicator adalah teramati dan terukur.dengan menggunakan indicator tersebut dapat kita rumuskan variabel kerajinan belajar sebagai berikut:”Kerajinan belajar mahasiswa adalah banyaknya waktu yang di ukur dalam jam perminggu yang di gunakan oleh mahasiswa untuk membaca bahan-bahan yang relevan dengan program studinya.“di sini kegiatan membaca adalah indicator dan jumlah jam adalah pengukuran.Untuk melihat perbedaan di antara kedua bentuk devinisi itu,perhatikan definisi konsep-konsep berikut:
.konsep:motivasi
Definisi Nominal:motivasi adalah kekuatan dorongan dari dalam yang ada pada diri seseorang untuk bertindak dengan cara-cara tertentu.
Definisi oprasional:motivasi adalah derajat ke-unggulan kerja pada seorang anggota dalam suatu organisasi.
Konsep:kenakalan remaja
Definisi Nominal:setiap orang berumur antara 7dan 16 sampai 18 yang melanggar ketentuan,pelaturan,atau undang-undang
Definisi oprasinal:setiap orang yang dijatuhi putusan oleh pengadilan sebagai pelaku kenakalan remaja
Atau:
Setiap orang yang berusia 7-18tahun yang dalam daptar diri menyatakan bahwa ia telah melakukan satu atau lebih tidak yang tercantum dalam daftar itu.
Konsep:keputusan kerja
Definisi Nominal:prasaan prasaan prasaan fositif seorang pekerja mengenai pekerjaannya.
Definisi Oprasional:dengan lima dimensi kerja,supervise,gaji,dan kawan sekerj,smith menyusun sekumpulan pertanyaan untuk setiap dari lima dimensi tersebut yang di jawab dengan ya,atau tidak.
1.Variabel Dependen da Variabel Independen
Variabel dependen di sebut juga variabel tidak bebas,dan variabel independent di sebut variabel bebas,suatu variabel disebut dependen jika nilai atau harganya ditentukan oleh satu atau variabel lain.Dalam Hubungan ini variabel lain itu di sebut variabel indevenden atau variabel bebas conto:”jika harga suaru barang naik,maka permintaan permintaan barang itu akan turun”Disini merupakan variabel dependen dan harga merupakan variabel independent.sering juga variabel dependen itu disebut variabel independent disebut variabel eksogen.
2.Variabel Kontinu Dan Variabel Deskrit
Kedua jenis variabel ini berbeda dengan cara peng-ukuranny.Variabel kontinu dapat di ukur dengan bilangan bilangan kontinu sedangkan variabel deskrit hanya bias di ukur dengan bilangan deskrit Variabel-variabel berat,panjang,dan umur termasuk variabel kontinu karena dapat di ukur dengan bilangan real.
C.Skala Pengukuran
Selain bias di amati,sifat kedua dari indicator empiris adalah dapat di ukur pada skala tertentu.pengukuran itu dapat digunakan untuk membedakan satu dengan yang lain pengukuran ini dapat digunakan pula untuk membedakan besar-kecilnya suatu benda,membedakan warna.Untuk melakukan pengukuran ini maka dibutuhkan alat,yang dimana pada alat ukur itu terdapat skala yang dapat di terapkan pada setiap objek yang akan di ukur dan alatr yang akan di pakai untuk mengukur objek harus konsisten sehingga hasilnya dapat di percayadan memuaskan.selain itu ada pula alat ukur yang di pakai haruslah valid,jangan melakuakan pngukuran panjang dengan liter atau mengukur panas dengan berat timbangan.Adapun syarat-syaratyang harus di gunakan adalah suatu proses pemberian angka pada setiap objek dalam skala tertentuMengukur suatu variabel dapat dilakukan pada salah satu dari 4 skala pengukuran yaitu:(1)skala nominal,(2)skala ordinal,(3)skala interval(4)skala ratio.
1.Skala Nominal
Skala nominal ini dapat diterapkan pada setiap variabel karena skala ini dapat berfungsi untuk membedakan.Setiap objek pada variabel yang di ukur adalah setater,namun berbeda dengan yang lain.Ssetatus seks adalah variabel yang apabila diterapkan pada setiaap objek maka ada dua macam jenis seks yang mempunyai drajat yang sama yaitu laki-laki dan perempuan dan yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah skala nominal tolok ukur yang di pakainya adalah indicator empiris dari variabel yang bersangkutan.Variabel ini juga mempunyai dua kategori yng sama drajatnya.Adapun conto-conto yang menjelasakan cirri-ciri dari skala nominal yaitu(1)bersifat deskriminatif (membedakan),(2)bersifat dalam ekualitas dalam bahwa kategori-kategori dalam variabel itu adalah sama,(3),simetris dalam angka satu bahwa dapat di tuakar dengan angka dua(4),pengatagoriannya bersifat tuntas.
2.Skala Ordinal
Skala nominal juga dapat menujukan perbedaan antara kategori yang satu dengan kategori yang lain.Namun perbedaan bukan perbedaan yang setatar tapi perbedaan jengjang atau tingkayt,apabila variabelnya adalah “setatus ekonomi”maka kategori-kategorinya adalah:(1)kelas ekonomi lemah,diberi nilai angka 1.(2)kelas ekonomi menengah,diberi angka 2.(3)kelas ekonomi tinggi,diberi angka 3.Angka 1,2,3 bukan membedakan hal yang sama,Tapi perbedaan jenjang.
3.Skala interval
Skala ini dapat pula menujukkan perbedaan pada skala nominal dan skala ordinal yang dapat membedakannya adalah bahwa interval 1 dan 2 antara 3 dan seterusnya adalah sama.skala ini dapat dibedakan dari cirri lain yitu titik nolnya bersifat arbiter.seperti mengukur umur,misalnya umur ayah dan umur anaknya dari titik nol yang berbeda yaitu pada kelahirannya masing-masing karma sifatnya yang demikian maka angka-angka ini tidak multipilie.
4.Skala Ratio
Skala ini sama dengan skala interval,kecuali bahwa titik nolnya bersifat mutlak.Berat yang di ukur dengan gram mempunyai titik nol yang sama dimana saja dan kapan saja.karena itu sifatnya multipilier.Apabila dilihat dari segi kehalusan pengukuran skala ratio adalah mempunyai nilai yang sangat tinggi ,disusul dengan skala interval,kemudian skala ordinal,dan yang terahir skala nominal oleh karena itu skala ratio dapat di ubah pada skala interval,skala interval dapat di ubah pada sksla nominalAkan tetapi,pada umumnya skala nominal tidak tidak bias di ubah kepada skala ordinal,dan skala ordinalpun tdak biasa di ubah pada skala interval.dan skala interval tidak bias di uabah pada skala ratio
Jadi kesimpulannya Konseptualisasi masalah penelitian yaitu yang dimana di dalamnya tercantumperumusan masalah,konsetualisasi yaitu suatu proses yang membentuk konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan,adapun prosesnya berjalan secara induktif,dengan memati sejumlah gejala-gejala individual.Dan variabel yang sebelumnya sudah di sebutkan bahwa konseptualisasi adalah proses yang memberi konsep pada gejala-gejalayang dipermasalahkanDan yang terhir skala pengukuran selain bias mengamati skala pengukuran ini juga mempunyai dua sifat dari indicator empiris dan bertujuan untuk membedakan berat panjang rendahnya suatu benda,kecil-besarnya benda.alat ukur objek ini di tuntut harus konsisten sehingga dapat hasil yang memuaskan. .

Senin, 01 Maret 2010

PENELITIAN SEBAGAI PROSES ILMIAH

A.Dua Pilar Ilmu Pengetahuan

Bahwa kita sebelumnya sudah pelajari pada bab 1 tentang penelitian pada hakikatnya adalah proses “Bertanya_Menjawab dengan adanya bertanya maka di perlukan sebuah jawaban yang bermutu yang di proleh melalui sebuah proses.Proses itu di lakukan secara deduksi,sistematis,terkendali empiris da kritis.Setiap jawaban yang di proleh melalui proses penelitian harus mampu memberikan penjelasan terhadap peristiwa-pritiwa empiris yang di pertanyakan.Dari dunia keilmuan itu ia dapat memberikan penjelasan terhadap masalah-masalah yang bersangkutan.sebaliknya jika ia menyuaun suatu teori yang sifatnya sangat abstak.Namun teori itu harus berhubungan dengan realita dimana teori itu di pergunakan.Dengan kata lain teori iiiiitu harus di susun secara lohis dan rasional

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang dua pilar ilmu pengetahuan maka kita harus mengetahui apa teori itu? Untuk menjawab apa itu teori ada tiga macam yang menggelitik adalah:

1.Teori sebagai gagasan yang belum di buktikan kebenarannya.

2.Teori penuh rahasia

3.Teori sebagai dalil-dalil yang kukuh.

Teori gagasan yang belum dibuktikan kebenarannya

Satu pandangan yang menikmati peredaran luas menyatakan bahwa teori-teori jarang yang lebihb dari sebuah gagasan-gagasan yang belum dibuktikan kebenarannya dan biasanya tidak biasa dipahami yang terdapat didalam pemikiran.

Teori sebagai hal penuh rahasia

Teoir ini di anggap sebagai sekedar mewakili berbagai gagasan yang untuknya tidak ada prosedur operasional yang secara empiris relevan yang telah disusun.pandangan semacam ini memberikan pada teori suatu kualitas yang hampir bersifat penuh rahasia.

Menurut pandangan ini, sesuatu yang teoritis adalah sesuatu yang mentang penyelidikan empiris.Kosenkuensimya tidak menjadi soal berapa banyak penelitian dilakukan sesuatu itu akan secara teori tidak dad sangkut pautnya atau paking banter,berarti sekunder

Teori sebagiai dalil-dalil yang kukuh.

Tidak ada hokum-hukum yang benar-benar mantap tentangn tingkah laku sosial tidak ada kumpulan terintegrasi dalil-dalil yang di akui secara universal dan dibuktikan kebenaranya secara empiris yang darinya di hasilkan kaitan-kaitan baru untuk studi atau prakiraan-prakiraan.

Ciri actual ilmu pengetahuan dinyatakan oleh babbi sebagai berikut:

Science is sometimes characterized as logico-empirical .this ugly term caries an important massage :two pillars of science are(1)logic or rationality and (2)the observation of empirical facts .

Menurut babie ilmu pengetahuan itu berdiri di atas dua pilar yaitu:Logika dan empiris

Pilar yang pertama dalah logika atau rasionalis,dan pilar yang kedua adalah pengamatan empiris.karena ditepang oleh kedua pilar tersebut maka cirri ilmu pemgetahuan adalah logis empirical.Apabila kita berhadapan dengan teori ilmu pengetahuan maka pikiran kita berantisipasi pada kenyataan-kenyataan empiris di lapangan.dengan kata lain ,cara berpikir kita tidak vertbal ,tetapi praktis deduktif.

Sebaliknya ,apabila kita berhadapan dengan peristiwa-peristiwa factual dalam dunia empiris ,maka pikiran kita tidak berhenti pada masalah-masalah praktis ,tetapi terarah pada teori-teori yang pernah kita pelajari .cara berpikirkita adlah teoritis induktif .teori dengan cara berpikir deduktif mengarahkan pada kenyataan empiris ,dan kenyataan empiris dengan cara berpikir induktif mengarahkan kita pada teori.

Hubungan timbale balik antara teori dan praktek ,antara berpikir deduksi dan induksi tidak boleh terputs tetapi harus selalu di kembangkan.

B.Tahap-Tahap proses penelitian

Penelitian sebagai suatu proses deduksi dan induksi yang di lakukan secara sistematis,ketat,analistis dan terkendali penelitian selalu dikendalikan oleh hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

Dibawah ini di kemukakan sepuluh tahap yang harus dilalui secara sistematis dalam suatu penelitian empiris,yaitu:

1.Konseptualisasi masalah

Proses penelitian ilmiah di awali dengan merumuskan pertanyaan penelitian atau apa yang di sebut koseptualisasi masalah.Ada dua hal yang berhubungan dengan koseptualisasi masalah yaitu masalah(substansi) yang dipertanyakan dan pertanyaan dasar serta cara menjawab pertanyaan itu (metodelogoi)Tahap pertam ini harus di lakukan dengan hati-hati dan teliti sebab jika mengalami kesalahan dalam tahap pertama ini akan mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjunya.

2.Tujuan dan hipotesis

Apabila kita mengajukan pertanyaan pada waktu penelitian,maka jawabannya sudah ada dalam pikiran kita sebagai jawaban sementara dan dituntut untuk mencari jawaban yang sebenarnya.Jawaban sementara yang sudah di rumuskan disebut sebagai hipotesis penelitian.Maka yang jadi tahap kedua dalam proses penelitian adalah perumusan tujuan dan hipotesis.tujuan dan hipotesis inilah yang mengendalikan semua kegiatan penelitian.

3.Kerangka dasar penelitian

Masalah-maslah yang dihadapi oleh peneliti memerlukan suatu penjelasan yang disusun dalam krangka teoritis tertentu.konsep-konsep yang disusun dalam kerangka dasar penelitian iyu adalah konsep-konsep yang tercakup dalam hipotesis-hipotesis yang telah di rumuskan sebelumnya kerangka dasar penelitian disebut juga kerangka hipotesis.

4.Penarikan sample

Tahap ke empat disebut perumusan populasi dan sample penelitian. Sempling ialah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh,artinya tidak mencakup seluruh obyek penelitian (populasi=universe)akan tetapi hanya sebagian dari populasimya.

Pada dasarnya ada dua macam sampling yaitu:probaliti sampling dan non probaliti sampling dimana pemilihan obyek atau elemen dari populasi yang akan memasukan kedalam sempel di sarankan atas nilai probaliti.Kalau soalnya hanya ingin membuat perkiraan tunggal (point estimate)misalnya rata-rata,persentase,maka cukup dengan non probaliti sampling

Beberapa contoh probaliti sampling,yaitu:

1.Simple ramdon sepling

2.Stra tipied random sampling

3.Sistimatik random sampling

Beberapa contoh non prabiliti sampling,yaitu:

1.Accidental sampling

2.Kuota sampling

3.Purposip sampling

4.Jajimental sampling

5.Kontriksi instrument

Tahap ini disebut pengumpulan dan konstruksi,instrument-instrumen penelitiannya disusun sesuai dengan metode yang digunakan umtuk mengumpulkan data,seperti pedoman wawancara,daptar kuesioner pedoman pengamatan dan sebagainya

6.Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dalam rangka pembuktian hipotesis.untuk itu perlu ditentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan setiap fariabel, supaya diperoleh impormasi yang fallid dan dapat dipercaya.Pengumpulan data di lakukan terhadap renspondent yang menjadi sample penelitian

7.Pengolahan data

Data yang baru di kumpulkan masih berupa data mentah sehimgga perlu di olah supaya dapat di analisis.Adapun cara yang dilakukan dalam pengolahan data ini dilakukannya dalam tiga tahap,yaitu:Editing(penyuntingan ),Coding(pemberian kode) dan menyusunnya dalam mastershet (table induk)

8.Analisis pendahuluan

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisa dalam dua tahap,yaiyu analisis pendahuluan dan analisis lanjut.Analisis pendahuluan bersifat deskritif dan terbatas pada data sampl.maksud dari analisis pendahuluan ini adalah untuk mendeskripsikan setiap pariabel pada sample penelitian dan untuk menentukan alat analisis yang akan dipakai pada analiasis selnjutnya.

9.Analisis lanjut

Analisa yang dilakukan setelah analisa pendahuluan adalah analisis inprensial yamg di arahkan pada pengujian hipotesis.kalau hipotesis mencakup satu pariabel,maka dipergunakan univariate analisis.Kalau hipotesis mencakup dua pariabel,maka dipergunakan bivariate analisis,dan kalau mencakup lebih dari dua variable,maka dipergunakan multifariate analisis

10.Interpretasi

Data yang telah di analisis hasilnya kemudian di interpretasikan melalui proses pembahasan.Tahap ini di sebut analisis dan interpretasi hasil penelitian.Setelah data tersebut di interpretasikan maka tahap terahir dari penelitian melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tertulis.

Sepuluh tahap penelitian tersebut digolongjan dalam dua tinngkat,tingkat pertama dari tahap satu sampai tahap enam.Tingkat pertama ini berjalan dalam peruses deduksi yang bercirikan diprensiasi,karena proses itu berjalan dari teori-teori dan konsep-kosep yang sangat sbstrak menuju pada evidensi-evidensi empiris yang sangat konkret.

Tingkat ke dua berjalan dalam proses induksi yang bercirikan integrasi.Dikatakan induksi karena proses iyu dimulai dari kenyataan konkrit dengan seperangkat data sampai pada konsep-konsep yang abstrak melalui penyederhanaan-penyederhanaan

C.Komponen inpormasi dan konponen metodologi

Menurut Walace setelah data diproses sampai kepada tahap laporan tidak membedakan tahap yang bersifat hasil temuan dan bersifat cara atau proses.Kemudian Walace membedakan kedua jenis sifat tersebut dalam dua macam komponen.Hasil temuan disebut komponen inpormasi dan cara menemukannya disebut kponen metodologi.Dengan pembedaan seperti itu maka keseluruhan proses penelitian terdiri atas lima konponen inpormasi dan enam konponen metodologi.

Adapun kelima konponen informasi dalam tahap-tahap penelitian sebagaimana dikatakan di atas adalah

1.Teori

2.Hipotesis

3.Pengamatan

4.Generalisasi empiris

5.Penerimaan atau penolakan hipotesis

Inpormasi-inpormasi yang sudah didapatkan diproleh atau di temukan melalui enam konponen metodologi,yaitu:

1.Deduksi logis

2.Iterpretasi hipotesis,instrumentasi,skala pengukuran dan sampling

3.Penyederhanaan (dengan statistic estimasi parameter)

4.Pembetukan teori dan proposisi

5.Pengujian hipotesis

6.Inprensialogis

Kalau kita mulai dengan mempermasalahkan suatu teori(1)maka dari teori tersebut kita menurunkan hipotesis (2)cara melakukan hipotesis dari teori di lakukan dengan deduksi logis (a)selanjutnya,untuk membuktikan hipotesis dibutuhkan data swebagai hasil pengamatan(3)informasi ini proleh dengan cara melakuakn interpretasi terhadap hipotesis,menyusun instrument menarik sample,dan menetapkan pengukuran pariabel.(b)berdasarkan data hasil pengamatan di ketahui apakah hipotesis penelitian di terima atau di tolak(5)di pihak lain ingin di proleh informasi berupa generalisasi empiris.Penerimaan atau penolakan hipotesis berdasarkan data penerimaan dilakukan dengan analisis uji hipotesis (e)dan generalisasi empiris diperoleh melalui penyederhanaan data secara statistic,anatara lain dengan tehnik estimasi para meter (c)dari hasil uji hipotesis(5)kemudian disimpulkan sejauh mana teori yang di permasalahkan itu dapat diterima.Peroses ini dilakukan dengan cara inpensial atau indiksi logis (f)dipihak lain,dari generalisasi empiris dibentuk konsep atau proposisi dengan cara pembentukan konsep,proposisi dan teori

Cara pertama:bagian kanan,dan bagian kiri kedua bagian ini dipisahkan oleh garis yang ditarik dari konponen teori(1)ke komponen pengamatan(3)bagian sebelah kanan ini terdiri atas teori-deduksi logis-interpretasi hipotesis,sampling,skala pengukuran insrtumen pengamatan,yang dapat juga di sebut sebagai proses menerapkan teori.Bagian sebelah kiri dimulai dari pengamatan –rangkuman –generalisasi empiris.pembentukan teori-teori yang disebut sebagai proses pembentukan teori.

Cara ke dua:bagia atas dan bagian bawah.kedua bagian ini dipisahkan oleh garis mendatar yang di tarik dari komponen generalisasi empiris(4)ke komponen hipotesis (2)bagian atas di sebut proses berteori dengan metode logika dan bagia bawah disebut proses melakukan penelitian empiris.

CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH

Menurut Willer (1971)bahwa pemikiran ilmiah adalah “empiris,rasional,dan abstraktif.”dengan merima criteria yang sama tapi menghususkan pada cirri-ciri sosiologi membuat sosiologi itu ilmiah,Harry M johneson (1960) mengamati bahwa sosiologi memiliki cirri-ciri ilmu pengetahuan sebagai berikut:

1.Empiris,yaitu berlandaskan pada pengamatan dan penalalaran,bukan pada wahyu gaib dan hasil-hasilnya tidak spekulatip.Pada tahap-tahap awal dari kerja kreatipnya,kesemua ilmuan berspekulasi,tentu saja,tetapi sekurang-kurangnya secara ideal merreka mengajukan spekulasi-spkulasi pada pengujian pakta sebelum mengakui sebagai pengajuan ilmiah

2.Teoritis,yaitu usaha untuk merangkum pengamatan-pegamatan yang rumitdalam dalam dalil-dalil abstrak yang secara logis berkaitan dan menerangkan hubungan sebab akibat dari suatu persoalaan.

3.Kumulatip,yaitu teori-teori sosilogi di bangun di atas satu saa lain,teori-teori baru mengoreksi ,memperluas,dan menyempurnakan teori-teori lama.

4.Nonetis,yaitu para sosiolog tidakmempertanyakan apkah tindakan-tindakan sosial tertentu baik atau buruk ,mereka hanya menerangkan tindakan-tindakan sosial itu .

Berdsarkan definisi diatas memperjelas bahwa pengumpulan fakta ilmiah berbeda denga tipe-tipe lain (1)mengandalkan metode-metode pengumpulan data dan informasi;(2)berorientasi pada pencapaian tujuan-tujuan yang spesifik.