Sabtu, 20 Maret 2010

konseptualisasi masalah penelitian

BAB lll
KONSEPTUALISASI MASALAH PENELITIAN

A.Perumusan masalah
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan perumusan masalah ini berjalan secara induktif,dengan mengamati sejumlah gejala secara indipidual,kemudian masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk konsep.Konsep bersipat abstrak karena hanya menggambarkan saja secara teoi yang mana dengan adanya teori ini akan tumbuh ilmu pengetahuan baru sebagai pengembangan dari konsep yaitu melalui penerapan teori-teori.Sedangkan gejala bersifat konkret yaitu sesuatu yang nyata yang tidak hanya di gambarkan saja melalui teori tetapi sudah menjadi sesuatu yang nyata atau terwujud.
Konsep berada dalam bidang logika(teoritis)sedangkan gejala beradadalam dunia empiris(factual).memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut dengan konseptualisasi.Dalam hal ini Babbie mengatakan”proses dengan mana kita memberi nama yang khusus secara tepat yang menggambarkan apa yang kita maksudkan “.Berdsarkan pernyataan Babbie maka setiap konsep masalah yang diteliti harus diberi nama khusus secara tepat agar menggambarkan setiap masalah yang dimaksud. proses pertama dalam perumusan masalah adalah dengan mengungkapkan permaslahan penelitian ,latar belakang penelitian ,perumusannya,dan signifikansinya.gejala-gejala khusus dari maslah inidiungkapkan secara jelas ,untuk kemudian konsepnya dirumuskan scara operasional .Perlu diketahui mengapa masalah itu penting untuk diteliti,baik dari segi akademis maupun dari segi praktis.Apabila dilihat dari segi kepentingan akademis ,suatu penelitian bias mengukuhkan teori yang ada ,atau menyngkalnya,atau merevisinya.sedangkan apabila dilihat kepentinganpraktis dari sebuah penelitian berhubungan dengan pentingnya mengadakan penelitian itu dalam penegembangan program atau pekerjaan tertentu.
Konseptualisasi penelitian tidak hanya merumuskan masalah,tetapi juga mengungkapkan bagaimana cara-cara / langkah-langkah yang akan dilakukan dalam upaya memecahkan maslah yang akan diteliti.dengan demikian terdapat dua mslah ppokok yang akan dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian itu .Yang pertama penjelasan tentang substansi yang diteliti (aspek substantip),adpun yang kedua penjelasan tentang khusus dalam perencanaan penelitian (research design).setiap masalah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek empiris dan aspek logis atau rasaional .Tidak semua peristiwa dikatakan sebagai masalah adapun suatu peristiwa dikatakan sebagai masalah apabila dalam masalah tersebu terdapat kesnjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya antara kenyataan yang ad dan apa yang diharapkan.Masalah dapat dikelompokan kedalam 3 kategori jika dilihat dari apa yang di harapkan dalam masalah tesbut,yaitu:
1.masalah filosofis,
2.maslah kebijakan’dan
3.masalah ilmiah
Sebuah maslah dikatakan sebagai masalah filosofis jika gejala-gejala empirisnya tidak sesuai denga pandangan hidup yang ad dalam lingkungan masyarakat.contohnya sperti terjadiny hubungan seks dikalangan remaja sebelum terucapnya akad pernikahan masuk dalam kategori ini,karena prilaku –prilaku remaja tersebut bertentangan dengan norma –norma keagamaan yang daianut oleh masyarakat .
Adapun maslah yang tergolong kedalam masalah kebijakan adlah prilaku-prilaku atau kenytaan –kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkn oleh si pembuat kebijakan.contohnya bantuan langsung tunai (BLT)sasaran dari program ini adalah masyarakat miskin dalam upaya meringankan beban biaya hidup,namun apa yang terjadi dilapangan tdak sesuai denga apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan karena banyak dari kalangan menengah keatas yang mendapat bantuan.
Adapun maslah yang tergolong dalam kategori masalah ilmiah adalah kennyataan-kenyatan yang tidak sesuai dengan teori ilmu pengethuan.dalam dunia pendidikan ada istilah yang disebut dengan” teori hukuman “mereka mengatakan bahwa dngan memberi hukuman kepada anak akan mengubah prilaku anak kea rah yang lebih positif ,namun dalam kenyataannya memberikan hukuman pada anak justru mengarah kepada hal-hal yang negative,bahkan hukuman yang diberikan kepada anak bias menanamkan dendam anak kepada guru yang memberi hukuman karena merdsa sakit hati.inilah salah satu contoh yang termasuk kedalam masalah ilmiah.
Msalah social menampakan diri pada conflict issue yang dapat ditangkap dari peristiwa-peristiwa yang dalam masyarakat .isu-isu seperti itu dapat ditangkap melalui pengamatan langsung ,dari surat kabar atau media masa lainnya.dan pokok pembicaraan yang terjadi dimasyarakat.perlu pula disadai bahwa dari suatu isu yang pragmatis itu dapat ditarik berbagai masalah ,tergantung dari sudut mana kita melihatnya .Disinilah pentingnya teori sebagai acuan kita dalam melihat masalah.Dari perangkat proposisi yang ada dalam teori tersebut kita memilih yang sesuai dengan isu dan yang cukup menarik minat itu.Bagaimana merumuskan masalah dari isu yang ada dengan mempertemukan gejala-gejala factual dengan teori?
Untuk merumuskan masalah dengan cara seperti itu,perlu diperhatikan dua pertanyaan poko yang membantu memperjelas masalah.Yang pertama adalah pertanyaan tentang mengapa masalah itu penting untuk diteliti.Untuk menjawab pertanyaan ini perlu di ungkapkan latar belakang permasalahannya.perlu dijajaki pula berbagai penelitian yang pernah di lakukan menyangkut masalah tersebut.dari perjajakan ini kita mengungkapkan silipikansi atau pentingnya penelitian yang akan dilakukan.
Pertanyaan yang kedua adalah apa masalahnya.Untuk menjawab pertanyaan kedua ini perlu dilakukan penjajakan di sekitar lokasi penelitian,dan dari penjajakan kita mengungkapkan gejala-gejala khusus dari setiap individu yang bermasalah. Dengan metode induksi akhirnya kita merumuskan konsep yang merupakan pokus penelitian kita.Selanjutnya,dengan konsep tersebut kita mermuskan masalah penelitian secara eksplisit Biasanya masalah itu dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya tetapi ada juga yang merumuskannya dalam kalimat deklratif
B.Variabel
Jika lita mengamati orang-orang yang kita jumpai,maka tidak ada dua orang yang sama persis dari antara mereka.Setiap orang berbeda dengan yang lain mereka dapat dibedakan dengan nama masiang-masing.Sifat dari objek-objek yang berbeda-beda tiu adalah
1.Mempunyai cirri umum yang sama,yang membuat mereka mirip satu sama lain,sehingga semuanya dapat di tampung dalam suatu devinisi.
2.Setiap objek berbeda masing-masimg mempunyai cirri tersendiri yang membedakannya dengan objek laian.Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat objek-objek itu bertvareasi karena itu objek ini disebut variable
3.Perbedaan-perbedaan pada setiap objek terletak pada ukuran masing-masing baik ukuran kuntitaf maupun yang bersifat kualitatif .Karena ukuran-ukuran yang berbeda-beda itulah maka konsep itu di sebut Variabel.seperti yang dilakukan oleh Karlinger”Variables is a property that takes on different volues…..A variables is a symbol wich numerals are assigned”Misalnya,kerajinan belajar mahasiswa dapat kita lihat pada banyaknya waktu byang dipakai oleh maha siswa setiap minggunya untuk mempelajari biadang studinya.Adapun conto variable yang lain adalah pekerjaan penduduk di suatu desa.seperti ada petani,pternak,buruh bangunan dan sebagainya.dan semua pekerjaan penduduk itu adalah yang di sebut variabel.
Di antara konsep yang absrak dan objek-objek individual yang konkret terdapat suatu penghubung yang menujukan objek-objek mana yang dapat di masukan kedalam konsep yang bersangkutan.Konsep “mahasiswa”.misalnya dengan identitasatau kartu maha siswa dengan ini orang yang mendaptarv untuk mengikuti suatu pelajaran di suatu perguruan tinggi dapat di ketahui dari kartu maha siswanya yang masih berlaku.Dalam hal ini kartu maha siswa ini di sebut indicator empiris terhadap konsep maha siswa.
Indikator empiris ini siftnya dapat di amati.tapi setiap indkator empiris belum tentu dpat menujukan seluruh makna yang terkandung dalam konsep tertentu.Misalnya”sepeda”dengaan indikatornya adalah “kendaraan roda dua”Tapi bukankah ada sepeda roda tiga?dan ada juga kendaraan roda dua yang bukan sepeda?Jadi,indicator tersebut belum seluruhnya menangkap konsep”sepeda”.Ada pula hubungan konsep dan indicator itu di sebut korelasi epistemik.Koleasi epistemic bergerak dari 0 ke 1.000 pada konsep D,kolerasi itu adalah 0(nol)sedangkan pada konsep C kolerasinya lebih besar dari 0 namun tidak signitipikan.
Dengan indikator empiris itu kita merumusakan variabel secara optimal.Depinisi oprasional dirumuskan sedemikianrupa sehingga ia berfungsi sebagai petunjuk untuk menemukan data yang dapat dalam dunia empiris.Misalnya kita melihat empat buah bilangan yaitu,2,4,6,dan 8.Dan apa bila ke empat bilangan itu dirumuskan ke dalam suatu istilah maka dapat disimpulkan bahwa ke empat bilangan itu adalah bilangan genap dengan definisi yang habis di bagi dua.Adapun contoh lain 4,6,10,18,20.Walaupun bilangan semua ini genap jadimemenuhi depinisi tadi,tapi sebelumnya bilangan yang kita lihat adalah 2,4,6,8.bukan.4,6,10,dan 20 berati depinisi kita itu tidak benar.Memang ke empat bilanganb itu genap tetapi tidak semua bilangan genap termasuk dalam pengamatan kita seperti konseptualisasi dari Babbie “…The process trhough wich we sfecify priceselywhat we mean wen we use particular terms.”merumuskan bahwa istilah yang tepat tidak berkelibihan dan tidak berkerangan.dan depinisi yang tadi termasuk ke dalam depinisi yang berkelebihan.
Depinisi oprasional suatu variabel yang tidak boleh di rumuskan ke dalam bentuk sinonim kalau definisi varibel kerajinan variabel di rumusakan sebagai’kerajinan belajar adalah kerajinan siswa untuk mempelajari bhan pelajaran maka kita harus memperhatikan dua istilah yaitu kerajinan dan ketekunan.istilah kerukunan berfungsi sebagai penjelas bagi kerajinan berarti kerajinan bukanlah suatu konsep melainkan indicator namun dalam depinisi ini ketekunan adalah konsep,sama dengan kerajinan yang juga adalah konsep jadi ketekunan sinonim dengan ketekunan.Istilah kerajinan harus diterangkan dengan indicator adapun cirri dari indicator adalah teramati dan terukur.dengan menggunakan indicator tersebut dapat kita rumuskan variabel kerajinan belajar sebagai berikut:”Kerajinan belajar mahasiswa adalah banyaknya waktu yang di ukur dalam jam perminggu yang di gunakan oleh mahasiswa untuk membaca bahan-bahan yang relevan dengan program studinya.“di sini kegiatan membaca adalah indicator dan jumlah jam adalah pengukuran.Untuk melihat perbedaan di antara kedua bentuk devinisi itu,perhatikan definisi konsep-konsep berikut:
.konsep:motivasi
Definisi Nominal:motivasi adalah kekuatan dorongan dari dalam yang ada pada diri seseorang untuk bertindak dengan cara-cara tertentu.
Definisi oprasional:motivasi adalah derajat ke-unggulan kerja pada seorang anggota dalam suatu organisasi.
Konsep:kenakalan remaja
Definisi Nominal:setiap orang berumur antara 7dan 16 sampai 18 yang melanggar ketentuan,pelaturan,atau undang-undang
Definisi oprasinal:setiap orang yang dijatuhi putusan oleh pengadilan sebagai pelaku kenakalan remaja
Atau:
Setiap orang yang berusia 7-18tahun yang dalam daptar diri menyatakan bahwa ia telah melakukan satu atau lebih tidak yang tercantum dalam daftar itu.
Konsep:keputusan kerja
Definisi Nominal:prasaan prasaan prasaan fositif seorang pekerja mengenai pekerjaannya.
Definisi Oprasional:dengan lima dimensi kerja,supervise,gaji,dan kawan sekerj,smith menyusun sekumpulan pertanyaan untuk setiap dari lima dimensi tersebut yang di jawab dengan ya,atau tidak.
1.Variabel Dependen da Variabel Independen
Variabel dependen di sebut juga variabel tidak bebas,dan variabel independent di sebut variabel bebas,suatu variabel disebut dependen jika nilai atau harganya ditentukan oleh satu atau variabel lain.Dalam Hubungan ini variabel lain itu di sebut variabel indevenden atau variabel bebas conto:”jika harga suaru barang naik,maka permintaan permintaan barang itu akan turun”Disini merupakan variabel dependen dan harga merupakan variabel independent.sering juga variabel dependen itu disebut variabel independent disebut variabel eksogen.
2.Variabel Kontinu Dan Variabel Deskrit
Kedua jenis variabel ini berbeda dengan cara peng-ukuranny.Variabel kontinu dapat di ukur dengan bilangan bilangan kontinu sedangkan variabel deskrit hanya bias di ukur dengan bilangan deskrit Variabel-variabel berat,panjang,dan umur termasuk variabel kontinu karena dapat di ukur dengan bilangan real.
C.Skala Pengukuran
Selain bias di amati,sifat kedua dari indicator empiris adalah dapat di ukur pada skala tertentu.pengukuran itu dapat digunakan untuk membedakan satu dengan yang lain pengukuran ini dapat digunakan pula untuk membedakan besar-kecilnya suatu benda,membedakan warna.Untuk melakukan pengukuran ini maka dibutuhkan alat,yang dimana pada alat ukur itu terdapat skala yang dapat di terapkan pada setiap objek yang akan di ukur dan alatr yang akan di pakai untuk mengukur objek harus konsisten sehingga hasilnya dapat di percayadan memuaskan.selain itu ada pula alat ukur yang di pakai haruslah valid,jangan melakuakan pngukuran panjang dengan liter atau mengukur panas dengan berat timbangan.Adapun syarat-syaratyang harus di gunakan adalah suatu proses pemberian angka pada setiap objek dalam skala tertentuMengukur suatu variabel dapat dilakukan pada salah satu dari 4 skala pengukuran yaitu:(1)skala nominal,(2)skala ordinal,(3)skala interval(4)skala ratio.
1.Skala Nominal
Skala nominal ini dapat diterapkan pada setiap variabel karena skala ini dapat berfungsi untuk membedakan.Setiap objek pada variabel yang di ukur adalah setater,namun berbeda dengan yang lain.Ssetatus seks adalah variabel yang apabila diterapkan pada setiaap objek maka ada dua macam jenis seks yang mempunyai drajat yang sama yaitu laki-laki dan perempuan dan yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah skala nominal tolok ukur yang di pakainya adalah indicator empiris dari variabel yang bersangkutan.Variabel ini juga mempunyai dua kategori yng sama drajatnya.Adapun conto-conto yang menjelasakan cirri-ciri dari skala nominal yaitu(1)bersifat deskriminatif (membedakan),(2)bersifat dalam ekualitas dalam bahwa kategori-kategori dalam variabel itu adalah sama,(3),simetris dalam angka satu bahwa dapat di tuakar dengan angka dua(4),pengatagoriannya bersifat tuntas.
2.Skala Ordinal
Skala nominal juga dapat menujukan perbedaan antara kategori yang satu dengan kategori yang lain.Namun perbedaan bukan perbedaan yang setatar tapi perbedaan jengjang atau tingkayt,apabila variabelnya adalah “setatus ekonomi”maka kategori-kategorinya adalah:(1)kelas ekonomi lemah,diberi nilai angka 1.(2)kelas ekonomi menengah,diberi angka 2.(3)kelas ekonomi tinggi,diberi angka 3.Angka 1,2,3 bukan membedakan hal yang sama,Tapi perbedaan jenjang.
3.Skala interval
Skala ini dapat pula menujukkan perbedaan pada skala nominal dan skala ordinal yang dapat membedakannya adalah bahwa interval 1 dan 2 antara 3 dan seterusnya adalah sama.skala ini dapat dibedakan dari cirri lain yitu titik nolnya bersifat arbiter.seperti mengukur umur,misalnya umur ayah dan umur anaknya dari titik nol yang berbeda yaitu pada kelahirannya masing-masing karma sifatnya yang demikian maka angka-angka ini tidak multipilie.
4.Skala Ratio
Skala ini sama dengan skala interval,kecuali bahwa titik nolnya bersifat mutlak.Berat yang di ukur dengan gram mempunyai titik nol yang sama dimana saja dan kapan saja.karena itu sifatnya multipilier.Apabila dilihat dari segi kehalusan pengukuran skala ratio adalah mempunyai nilai yang sangat tinggi ,disusul dengan skala interval,kemudian skala ordinal,dan yang terahir skala nominal oleh karena itu skala ratio dapat di ubah pada skala interval,skala interval dapat di ubah pada sksla nominalAkan tetapi,pada umumnya skala nominal tidak tidak bias di ubah kepada skala ordinal,dan skala ordinalpun tdak biasa di ubah pada skala interval.dan skala interval tidak bias di uabah pada skala ratio
Jadi kesimpulannya Konseptualisasi masalah penelitian yaitu yang dimana di dalamnya tercantumperumusan masalah,konsetualisasi yaitu suatu proses yang membentuk konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan,adapun prosesnya berjalan secara induktif,dengan memati sejumlah gejala-gejala individual.Dan variabel yang sebelumnya sudah di sebutkan bahwa konseptualisasi adalah proses yang memberi konsep pada gejala-gejalayang dipermasalahkanDan yang terhir skala pengukuran selain bias mengamati skala pengukuran ini juga mempunyai dua sifat dari indicator empiris dan bertujuan untuk membedakan berat panjang rendahnya suatu benda,kecil-besarnya benda.alat ukur objek ini di tuntut harus konsisten sehingga dapat hasil yang memuaskan. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar